MEKANISME REAKSI ELIMINASI E1


Pada pembahasan kali, kita akan membahas tentang mekanisme reaksi Eliminasi E1….
Seperti yang telah dijelaskan pada materi sebelumnya dimana reaksi substitusi dan eliminasi dapat terjadi pada alkil halide yang atom C –nya mengandung hydrogen dan berikatan dengan atom C yang membawa halogen kemudian akan bereaksi dengan nukleofil.

Yang membedakan antara reaksi substitusi dengan eliminasi adalah pada reaksi substitusi halogen akan digantikan dengan nukleofil, lebih rincinya klik disini. Sedangkan pada eliminasi, hydrogen dan halogen pada atom C yang bersampingan dieliminasi dan ikatan baru yaitu ikatan π terbentuk diantara karbon karbon yang pada mulanya membawa H dan X. Lebih jelasnya klik disini.
Sama seperti pada reaksi substusi, reaksi eliminasi juga mempunyai 2 mekanisme, yakni mekanisme E1 dan E2. Untuk penjelasan mekanisme E2 silakan klik disini.

Mekanisme Reaksi Eliminasi E1
Mekanisme Eliminasi E1 atau disebut juga eliminasi unimilekuler adalah reaksi  eliminasi yang dilakukan karbokation dengan memberi sebuah proton kepada basa sehingga dihasilkan alkena sebagai produksi eliminasi E1 ini.


Biasanya mekanisme reaksi eliminasi E1 terjadi di alkil halide tersier dimana terdiri menjadi 2 tahap, yang pertama adalah tahap ionisasi dan yang kedua adalah deprotonasi. Reaksi E1 berlangsung dalam suasana asam dan bersuhu tinggi. Oleh karena penentu laju reaksi untuk mencapai keadaan transisi hanya melibatkan suatu molekul tunggal maka disebut sebagai Eliminasi E1.
Mekanisme E1 mempunyai tahap awal yang sama dengan mekanisme SN1. Tahap lambat atau penentuan ialah tahap ionisasi dari substrat yang menghasilkan ion karbonium



Kemudian, ada dua kemungkinan reaksi untuk ion karbonium. Ion bisa bergabung dengan nukleofil (proses SN1) atau atom karbon bersebelahan dengan ion karbonium melepaskan protonnya, sebagaimana ditunjukkan dengan panah lengkung, dan memebentuk alkena (proses E1). Reaksi mana yang dominan, bergantung pada kekuatan nukleofil, struktur substrat, dan kondisi reaksi.



Oleh sebab suatu reaksi E1 seperti reaksi SN1, berlangsung melalui zat-antara karbokation, maka tak mengherankan bahwa alkil halida tersier bereaksi lebih cepat dibandingkan alkil halida yang lain. Reaksi E1 dari alkil halida berlangsung pada kondisi yang sama seperti SN1  yang dipengaruhi dari pelarut yang polar, basa yang sangat lemah dan lain sebagainya.





Permasalahannya :

      1.      Bagaimana proses terbentuknya alkena sebagai hasil akhir E2?
      2.      Mengapa pada reaksi E1 dan S1 akan cepat bereaksi jika terjadi pada alkil halide primer?
      3.      Apakah yang membedakan antara reaksi SN1 dengan E1?

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Saya Siti May Saroh dengan NIM A1C117048 akan mencoba permasalahan no 2. Sebelumnya saya ingin memberi tahu terlebih dahulu bahwa sebenarnya E1 dan SN1 lebih cepat bereaksi kalo menggunakan alkil Halida tersier bukan primer. Malah kalo primer ga bisa bereaksi. Karena
    seperti yang telah kita ketahui bahwa reaksi E1 memiliki mekanisme yang serupa dengan reaksi SN1 yang dimana dalam menjalankan reaksinya memerlukan perantara karbokation. Nah, karena urutan reaktivitasnya serupa dengan urutan kestabilan karbokation yaitu (3>2>1) sehingga dapat disimpulkan bahwa jika karbokation semakin mudah dibentuk maka reaksi juga akan semakin cepat berlangsung. Semoga membantu :)

    ReplyDelete
  3. hai gina, saya Enung Sundari dengan nim A1C117956, akan mencoba menjawab permasalahan no.3
    Perbedaan antara reaksi E1 dan Sn1
    E1, dalam reaksi ini karbokation akan memberikan proton kepada basa yang akan melakukan eliminasi. Reaksi ini terjadi dalam dua tahap. Sedangkan reaksi Sn1, nukleofil sebagai penyerang pada nukleofil basa lemah dan reaksi ini terjadi dalam tiga tahap.

    ReplyDelete
  4. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Persenyawaan Kimia Organik Heterosiklik

Zat Warna dan Kaitannya Dengan Spektro UV-Vis

Karakteristik Senyawa Bahan Alam (Bagian 1)